Adapun pembahasan dalam resume ini menyangkut beberapa
hal yaitu: pengertian penalaran, pengertian logika, perbedaan antara penalaran
dan logika, beberapa contoh penalaran deduktif dan induktif, syarat penalaran
disertai contohnya, kaitan logika dan bahasa, kaitan logika dan pengetahuan,
dan yang terakhir member contoh kebenaran bentuk dan penalaran materi.
“ seluruh pikiran, mimpi, dan prasaan kita yang dating
dari jalan ilusi atau ilham hanyalah sempurna jika itu terjadi dalam kerangka-kerangka dan
asosiasi-asosiasi yang dibatasi oleh bahasa kita”. Bila kita saksikan atraksi
lumba-lumba disuatu kolam renang, mungkin secara tidak sadar kita mengagumi kecerdasan sang lumba-lumba, semua
instruksi dilaksankannya dengan sempurna. Apakah dengan demikian lumba-lumba
dan hewan lainnya mampu bernalar atau berpikir sistematis jawabnya tentu tidak.
Mereka hanyalah mengikuti intuisinya,pengetahuan hewan hanya untuk
mempertahankan hidup (survive), untuk
mengembangkan pengetahuannya, agar lebih sejahtera tidak pernah terlintas.
Berbeda dengan pengetahuan manusia selalu berkembang,
karna manusia memiliki dua kelebihan. Pertama, manusia mampu mengkomonikasikan
pikiran-pikiran atau ide-ide melalui bahasa yang sistematis. Kedua, manusia
mampu berpikir menurut alur tertentu. Kemampuan manusia berfikir menurut alur
tertentu disebut bernalar.
J.M. Bochenski menjelaskan, ada dua syarat utama
penalaran yaitu adanya premis yang sudah diketahui kebenarannya dan mengetahiu
cara penarikan kesimpulan.model tersebut, dikenal sebagai Modus Ponendo ponens
secara umum berbunyi: jika A maka B, ternyata A maka B, logika model ini
merupakan merupakan logika formal. Penalaran model lain yaitu silogisme,
silogisme merupakan dasar pemikiran deduktif, yang terdiri atas dua pernyatan
dan sebuah kesimpulan.
Kata logika diturunkan dari kata “logike” (bahasa
yunani), yang berhubungan dengan kata benda logos, suatu yang menunjukkan
kepaada kita adanya hubungan yang erat dengan pikiran dan kata yang merupakan
pernyataan dalam bahasa. Jadi, secara etimologi, logika adalah ilmu yang
mempelajari pikiran melalui bahasa. Berfikir adalah suatu kegiatan jiwa untuk
mencapai pengetahuan. Sedangkan pengetahuan adalah suatu system gagasan yang
bersesuaian dengan system benda-benda yang dihubungkan dengan keyakinan.
Perbedaan antara penalaran dan logika yaitu penalaran
merupakan mampu berpikir menurut alur tertentu sedangkan logika adalah ilmu
yang mempelajari fikiran melalui bahasa. Dari pengertian diatas dibedakan secara
jelas bahwa logika itu ada karna telah terjadinya penalaran yang dianggap baik
atau buruk atas suatu pernyataan, kemudian dengan adanya logika kita bisa
menyimpulkan suatu kesimpulan dari premis-premis yang ada.
Contoh suatu pemikiran induksi yaitu fakta memperlihatkan bahwa kambing mempunyai mata,
gajah mempunyai mata, begitu pula singa, kucing dan binatang-binatang lainnya.
Secara induksi dapat disimpulkan secara umum bahwa: semua binatang mempunyai
mata. Penalaran induksi seperti ini memungkinkan disusunnya pengetahuan secara
sistematis yang mengarah kepada pernyataan-pernyataan yang makin lama makin
fundamental.
Contoh suatu
pemikiran deduksi yaitu memakai
pola berpikir yang dinamakan silogismus,
suatu pola berpikir yang sering dipakai dalam menarik kesimpulan secara
deduksi.
- Semua mahluk mempunyai mata (Premis mayor)
- Si Patma adalah seorang mahluk (Premis minor)
- Jadi si Patma mempunyai mata (Kesimpulan)
Penarikan kesimpulan secara deduksi harus memenuhi
syarat: Premis mayor harus benar, Premis minor harus benar, dan Kesimpulan
harus sahih (mempunyai keabsahan). Dengan demikian, kebenaran dan ketepatan
menarik kesimpulan tergantung kebenaran kedua premis dan keabsahan penarikan
kesimpulan. Penalaran deduksi memberikan hasil yang pasti.
Sebagian besar berpendapat bahwa logika berhubungan
dengan pengetahuan tak langsung dengan alasan karna logika berhubungan dengan
pembuktian, artinya melalui logika kita ingin membuktikan kebenaran atau
ketidak benaran sesuatu. Perbincangan ikhwal kebenaran, dalam logika menjadi
dua yaitu kebenaran bentuk dan kebenaran materi. Kebenaran bentuk (self consistency) artinya didalam
pikiran itu tidak terdapat pertentangan. Contohnya “lingkaran segiempat”
artinya yang demikian itu tidak ada. Adapun kebenaran materi artinya terdapat persesuaian antara pikiran
dan benda sebenarnya. Contohnya seperti tabung sama tong minyak tanah akan
terlihat nyata.
Logika juga berkaitan dengan bahasa yaitu dalam logika
yang dimahsud dengan bahasa adalah suatu system bunyi yang diarkulasikan dan
dihasilkan oleh alat bicara atau system kata yang tertulis sebagai lambang dari
kata-kata yang diucapkan(Partap Sing Mehra, 1980: 6).bahasa berfungsi untuk
menyampaikan dan menyatakan pikiran . Bahasa membantu kita menganalisis kenyataan-kenyataan
yang kompleks menjadi bagian yang sederhana. Bahasa membantu kita merumuskan
konsep, baik definisi, aksioma, maupun dalil keilmuan. Bahasa membantu kita
menyatakan pikiran kepada orang lain. Bahasa tertulis membantu kita menyimpan
gagasan, pikiran, sehingga dapat menjadi saluran komunikasi, tidak hanya dengan
orang yang berhubungan lansung dengan kita, melainkan juga dengan orang yang
pernah membaca gagasan kita, dalam setiap waktu dan dimana saja mereka berada.
Sebelum kita mengetahui hubungan antara logika dan
pengetahuan kita ketahui bahwa ilmu adalah suatu susunan pangetahuan secara
sisitematis yang mempersoalkan bagian tertentu dari alam semesta. Ilmu
mengandung sifat: (a) mempersoalkan bagian alam tertentu dan mengadakan
penyelidikan dalam batas ranah itu saja, (b) sistematis, merupakan kesatuan,
tersusun, dan bersifat umum. Sedangkan pengetahuan biasa merupakan campuran
kenyatan khusus yang terpisah-pisah, dan merupakan fakta-fakta khusus yang
tidak ada hubungannya, (c) mempergunakan berbagai cara dan alat untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar dan tepat. Jadi, ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan dan pengetahuan belum tentu ilmu.
Logika juga merupakan suatu ilmu karna logika adalah
suatu ilmu normatif, yakni ilmu yang membicarakan sesuatu bagaimana seharusnya.
Bukan ilmu positif, yakni ilmu yang membicarakan sesuatu bagaimana adanya.
Logika adalah ilmu ihwal norma bagaimana seharusnya berpikir sesuai dengan
syarat yang telah ditentukan untuk mencapai kebenaran. Bagaimana berpikir
seharusnya bukan bagaimana berpikir semaunya. Wujudnya akan tercermin dari apa
yang dibicarakan, dan apa yang dilakukan. Orang yang vterbiasa berpikir logis
akan bertutur bagaimana seharusnya, bukan bagaimana semaunya.