Jumat, 27 Juli 2012

Penalaran dan logika



Adapun pembahasan dalam resume ini menyangkut beberapa hal yaitu: pengertian penalaran, pengertian logika, perbedaan antara penalaran dan logika, beberapa contoh penalaran deduktif dan induktif, syarat penalaran disertai contohnya, kaitan logika dan bahasa, kaitan logika dan pengetahuan, dan yang terakhir member contoh kebenaran bentuk dan penalaran materi.
“ seluruh pikiran, mimpi, dan prasaan kita yang dating dari jalan ilusi atau ilham hanyalah sempurna  jika itu terjadi dalam kerangka-kerangka dan asosiasi-asosiasi yang dibatasi oleh bahasa kita”. Bila kita saksikan atraksi lumba-lumba disuatu kolam renang, mungkin secara tidak sadar kita mengagumi kecerdasan sang lumba-lumba, semua instruksi dilaksankannya dengan sempurna. Apakah dengan demikian lumba-lumba dan hewan lainnya mampu bernalar atau berpikir sistematis jawabnya tentu tidak. Mereka hanyalah mengikuti intuisinya,pengetahuan hewan hanya untuk mempertahankan hidup (survive), untuk mengembangkan pengetahuannya, agar lebih sejahtera tidak pernah terlintas.
Berbeda dengan pengetahuan manusia selalu berkembang, karna manusia memiliki dua kelebihan. Pertama, manusia mampu mengkomonikasikan pikiran-pikiran atau ide-ide melalui bahasa yang sistematis. Kedua, manusia mampu berpikir menurut alur tertentu. Kemampuan manusia berfikir menurut alur tertentu disebut bernalar.
J.M. Bochenski menjelaskan, ada dua syarat utama penalaran yaitu adanya premis yang sudah diketahui kebenarannya dan mengetahiu cara penarikan kesimpulan.model tersebut, dikenal sebagai Modus Ponendo ponens secara umum berbunyi: jika A maka B, ternyata A maka B, logika model ini merupakan merupakan logika formal. Penalaran model lain yaitu silogisme, silogisme merupakan dasar pemikiran deduktif, yang terdiri atas dua pernyatan dan sebuah kesimpulan.
Kata logika diturunkan dari kata “logike” (bahasa yunani), yang berhubungan dengan kata benda logos, suatu yang menunjukkan kepaada kita adanya hubungan yang erat dengan pikiran dan kata yang merupakan pernyataan dalam bahasa. Jadi, secara etimologi, logika adalah ilmu yang mempelajari pikiran melalui bahasa. Berfikir adalah suatu kegiatan jiwa untuk mencapai pengetahuan. Sedangkan pengetahuan adalah suatu system gagasan yang bersesuaian dengan system benda-benda yang dihubungkan dengan keyakinan.
Perbedaan antara penalaran dan logika yaitu penalaran merupakan mampu berpikir menurut alur tertentu sedangkan logika adalah ilmu yang mempelajari fikiran melalui bahasa. Dari pengertian diatas dibedakan secara jelas bahwa logika itu ada karna telah terjadinya penalaran yang dianggap baik atau buruk atas suatu pernyataan, kemudian dengan adanya logika kita bisa menyimpulkan suatu kesimpulan dari premis-premis yang ada.
Contoh suatu pemikiran induksi yaitu fakta memperlihatkan bahwa kambing mempunyai mata, gajah mempunyai mata, begitu pula singa, kucing dan binatang-binatang lainnya. Secara induksi dapat disimpulkan secara umum bahwa: semua binatang mempunyai mata. Penalaran induksi seperti ini memungkinkan disusunnya pengetahuan secara sistematis yang mengarah kepada pernyataan-pernyataan yang makin lama makin fundamental.
 Contoh suatu pemikiran deduksi yaitu memakai pola berpikir yang dinamakan silogismus, suatu pola berpikir yang sering dipakai dalam menarik kesimpulan secara deduksi.
  • Semua mahluk mempunyai mata            (Premis mayor)
  • Si Patma adalah seorang mahluk           (Premis minor)
  • Jadi si Patma mempunyai mata  (Kesimpulan)
Penarikan kesimpulan secara deduksi harus memenuhi syarat: Premis mayor harus benar, Premis minor harus benar, dan Kesimpulan harus sahih (mempunyai keabsahan). Dengan demikian, kebenaran dan ketepatan menarik kesimpulan tergantung kebenaran kedua premis dan keabsahan penarikan kesimpulan. Penalaran deduksi memberikan hasil yang pasti.
Sebagian besar berpendapat bahwa logika berhubungan dengan pengetahuan tak langsung dengan alasan karna logika berhubungan dengan pembuktian, artinya melalui logika kita ingin membuktikan kebenaran atau ketidak benaran sesuatu. Perbincangan ikhwal kebenaran, dalam logika menjadi dua yaitu kebenaran bentuk dan kebenaran materi. Kebenaran bentuk (self consistency) artinya didalam pikiran itu tidak terdapat pertentangan. Contohnya “lingkaran segiempat” artinya yang demikian itu tidak ada. Adapun kebenaran materi  artinya terdapat persesuaian antara pikiran dan benda sebenarnya. Contohnya seperti tabung sama tong minyak tanah akan terlihat nyata.
Logika juga berkaitan dengan bahasa yaitu dalam logika yang dimahsud dengan bahasa adalah suatu system bunyi yang diarkulasikan dan dihasilkan oleh alat bicara atau system kata yang tertulis sebagai lambang dari kata-kata yang diucapkan(Partap Sing Mehra, 1980: 6).bahasa berfungsi untuk menyampaikan dan menyatakan pikiran . Bahasa membantu kita menganalisis kenyataan-kenyataan yang kompleks menjadi bagian yang sederhana. Bahasa membantu kita merumuskan konsep, baik definisi, aksioma, maupun dalil keilmuan. Bahasa membantu kita menyatakan pikiran kepada orang lain. Bahasa tertulis membantu kita menyimpan gagasan, pikiran, sehingga dapat menjadi saluran komunikasi, tidak hanya dengan orang yang berhubungan lansung dengan kita, melainkan juga dengan orang yang pernah membaca gagasan kita, dalam setiap waktu dan dimana saja mereka berada.
Sebelum kita mengetahui hubungan antara logika dan pengetahuan kita ketahui bahwa ilmu adalah suatu susunan pangetahuan secara sisitematis yang mempersoalkan bagian tertentu dari alam semesta. Ilmu mengandung sifat: (a) mempersoalkan bagian alam tertentu dan mengadakan penyelidikan dalam batas ranah itu saja, (b) sistematis, merupakan kesatuan, tersusun, dan bersifat umum. Sedangkan pengetahuan biasa merupakan campuran kenyatan khusus yang terpisah-pisah, dan merupakan fakta-fakta khusus yang tidak ada hubungannya, (c) mempergunakan berbagai cara dan alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dan tepat. Jadi, ilmu merupakan bagian dari pengetahuan dan pengetahuan belum tentu ilmu.
Logika juga merupakan suatu ilmu karna logika adalah suatu ilmu normatif, yakni ilmu yang membicarakan sesuatu bagaimana seharusnya. Bukan ilmu positif, yakni ilmu yang membicarakan sesuatu bagaimana adanya. Logika adalah ilmu ihwal norma bagaimana seharusnya berpikir sesuai dengan syarat yang telah ditentukan untuk mencapai kebenaran. Bagaimana berpikir seharusnya bukan bagaimana berpikir semaunya. Wujudnya akan tercermin dari apa yang dibicarakan, dan apa yang dilakukan. Orang yang vterbiasa berpikir logis akan bertutur bagaimana seharusnya, bukan bagaimana semaunya.


rencana kegiatan kppmn




A.     PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadikan dinamika kehidupan yang lebih komplek. Kondisi ini menyebabkan stress/tekanan mental pada individu juga meningkat yang merupakan masalah psikososial sehingga berdampak pada munculnya gangguan jiwa.
Sekarang ini kualitas sumber daya manusia Indonesia masih berada pada tingkat yang masih tergolong rendah, apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari beberapa sisi, misalnya pendidikan dan kesehatan (Dirjen PUD, 1996:75). Dari produktivitas individu yang rendah akan berimplikasi pada rendahnya produktivitas masyarakat dan akibat yang lebih luas adalah rendahnya produktivitas bangsa.
Anak dan Remaja adalah cerminan bangsa masa depan, mereka adalah bagian dari masa kini dan keseluruhan di masa esok, artinya mereka adalah generasi penerus yang akan mengambil alih tempat kepemimpinan dan tanggung jawab kembali bangsa dimasa depan sebab ditangan mereka merah, putih, atau hitam kelabunya bangsa Indonesia tercipta, masa remaja dalam kehidupan manusia merupakan suatu fase kehidupan yang harus dilalui oleh setiap orang yang menginjak usia dan berada sebelum usia dewasa tiba, dengan kata lain fase remaja adalah fase kehidupan di antara masa (fase) kanak-kanak dengan masa (fase) dewasa juga disebut perpanjangan anak.
Dikalangan para pemuda dan remaja kita dapat menyaksikan masih banyaknya waktu luang yang disia-siakan bahkan adalagi hal yang lebih tragis yaitu, adanya berbagai bentuk kenakalan-kenakalan yang timbul dikalangan pemuda atau remaja di Nenggung. Sehingga tidak lepas dari pengaruh negatif atau sebaliknya, dan tidak lepas pula dari berbagai kegiatan yang dilakukan remaja yakni kurang pemahaman mereka tentang agama dan tidak adanya organisasi kepemudaan yang bisa dilakukan oleh remaja agar pemuda memiliki kegiatan yang positif.  
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya upaya-upaya yang nyata dan realistis. Salah satunya adalah melalui pembentukan himpunan pelajar dan mahasiswa khusus nya di daerah Nenggung sebagai wadah transformasi ilmu dan penyuluhan dengan melibatkan peran aktif pelajar, mahasiswa, masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di dusun Nenggung.
              Pembentukan himpunan pelajar dan mahasiswa nenggung adalah bagian integral dari program pembangunan secara keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Nenggung merupakan kegiatan swadaya remaja yang bertujuan untuk membentuk suatu wadah komunitas antar pelajar dan mahasiswa di nenggung, menjalin kumunikasi antar pelajar dan mahasiswa, transformasi ilmu antar pelajar dan mahasiswa dalam bentk diskusi, transformasi ilmu terhadap masyarakat sekitar dalam bentuk pengabdian dan penyuluhan.
Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Nenggung adalah penyelenggaraan upaya pendidikan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,dan kemampuan bagi setiap orang agar terujud derajat pendidikan masyarakat (pelajar dan mahasiswa) yang optimal.
Menyadari akan arti pentingnya peran aktif pelajar dan mahasiswa dalam menunjang keberhasilan pembangunan dalam bidang kepemudaan diperlukan adanya agen-agen pembangunan yang dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembagunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kepemudaan yang  mempunyai peran besar salah satunya adalah peran Kader pelajar dan mahasiswa.
Kader pelajar dan mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan berorganisasi sosiologis agar dapat melaksanakan kegiatan koordinasi kepemudaan di bidang pendidikan penyuluhan secara komprhensif. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam kesempatan ini  mahasiswa pelajar dan mahasiswa nenggung mengadakan perkumpulan yang dinamakan himpunan mahasiswa dan pelajar nenggung.

B.     TUJUAN 

1)      Untuk membentuk suatu wadah komunitas antar pelajar dan mahasiswa di nenggung.
2)      Menjalin kumunikasi antar pelajar dan mahasiswa
3)      Transformasi ilmu antar pelajar dan mahasiswa dalam bentuk diskusi
4)      Transformasi ilmu terhadap masya sekitar dalam bentuk pengabdian masyarakat dan penyuluhan – penyuluhan atau sistem informasi.

C.     SASARAN

  1. Mahasiswa dan pelajar di Dusun nenggung.
  2. Masyarakat Nenggung dan sekitar

DEFINISI PEMUDA


Jika berbicara tentang pemuda maka yang akan terpikir ada dua hal, yaitu pertama dari segi usia pemuda dapat dilihat dari perkembangan psikologis. Secara psikologis pemuda lebih identik dengan remaja dan dewasa awal. Pada tahap perkembangan ini manusia mempunyai sikap yang lebih memberontak, penuh dengan inisiatif, kreatif, cenderung antikemapanan, dan penuh dengan segala intrik yang bertujuan untuk membangun kepribadian. Kedua lebih kepada jiwa yang dimilikioleh orang yang bersangkutan. Pemuda tidak lagi dibatasi oleh usia dan perkembangan psikologis.

Pemuda lebih dilihat pada jiwa yang dimiliki oleh seseorang. Jika orang tersebut memiliki jika yang suka memberontak, penuh inisiatif, kreatif, antikemapanan, serta ada tujuan lebih membangun kepribadian, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai pemuda. Acuan yang kedua inilah yang pada masa lalu digunakan, sehingga pada saat itu terlihat bahwa organisasi pemuda itu lebih banyak dikendalikan oleh orang-orang yang secara usia sudah tidak muda lagi, tetapi mereka mempunyai jiwa pemuda. Oleh sebab itu kelemahan dari pemikiran yang kedua itu organisasi kepemudaan yang seharusnya digunakan sebagai wadah untuk berkreasi dan mematangkan para pemuda dijadikan kendaraan politik, ekonomi, dan sosial untuk kepentingan perorangan dan kelompok. Berdasarkan dua pemikiran tersebut, maka timbul pertanyaan untuk mendefinisikan pemuda itu sebaiknya yang mana, didasarkan pada usia atau pada jiwa yang dimiliki oleh seseorang ?
Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, dapatlah dilihat dari
berbagai sudut. Perkembangan psikologis memang melihat pemuda didasarkan pada tugas perkembangan seseorang. Pemuda ditinjau dari perkembangan psikologis diwakili oleh remaja dan dewasa awal. Usia berkisar antara 10 sampai 24 tahun (WHO). Sedangkan United Nations General Assembly melihat pemuda adalah individu yang berusia antara 15 sampai 24 tahun. Definisi dari UNGA sama dengan definisi yang diberikan oleh World Bank. Sedangkan National Highway Traffic Administration memberikan batasan pemuda berusia antara 15 sampai dengan 29 tahun. Berdasarkan definisi pemuda ditinjau dari usia dapat dilihat bahwa individu yang berusia diatas 15 tahun dan dibawah 30 tahun. Jika melihat usia, maka pemuda terbagi ke dalam dua fase yaitu fase puber berusia antara 10 sampai 21 tahun, dan fase kedua dewasa awal berusia antara 21 sampai 35 tahun.
Selain didasarkan pada usia pemuda juga dapat dilihat dari sifat/jiwa yang mengiringinya. Jika didasarkan pada sifat maka pemuda mempunyai ciri-ciri :
1. Selalu ingin memberontak terhadap kemapanan. Hal ini lebih disebabkan karena pada usia ini seorang pemuda sedang mencari identitas diri. Keinginan untuk diakui dan ingin mendapatkan perhatian mendorong pemuda untuk berbuat sesuatu yang ”tidak biasa-biasa saja dan sama dengan yang lain”. Ditinjau dari sisi positif perilaku ini akan memunculkan kreatifitas, akan tetapi disisi lain akan muncul penentangan dari pihak lain khususnya pihak orang dewasa yang sudah mapan.
2. Bekerja keras dan pantang menyerah. Sifat kedua ini berhubungan erat dengan sifat pertama. Kerja keras dan pantang menyerah inilah yang mendorong pemuda berlaku revolusioner. Perilaku revolusioner inilah yang memunculkan anggapan bahwa pemuda itu tidak berpikir panjang sehingga akan berpotensi untuk menimbulkan konflik baik itu dengan sesama pemuda maupun dengan orang tua.
3. Selalu optimis. Sifat ini sangat menunjang sifat kerja keras dan pantang menyerah. Sifat optimis ini akan mendorong pemuda selalu bersemangat berusaha untuk mencapai cita-citanya.
Berdasarkan dua tinjauan tersebut, mendefinisikan pemuda itu tidaklah mudah. Hal ini disebabkan karena tidak hanya dari sisi usia bahwa seorang individu dikatakan muda, akan tetapi juga harus ditunjang oleh sifat/jiwa yang berbeda dengan golongan usia lainnya. Seseorang yang berusia muda belum tentu dapat dikatakan pemuda jika sifat/jiwanya tidak mencerminkan seorang pemuda. Demikian juga sebaliknya seseorang yang sudah tidak masuk kategori muda secara usia belum tentu tidak mempunyai sifat/jiwa seperti pemuda pada umumnya. Untuk lebih mudahnya definsi pemuda haruslah didasarkan pada usia yaitu usia antara 13 sampai 35 tahun dan harus mempunyai sifat/jiwa pemberontak, pekerja keras, pantang menyerah, serta selalu optimis.
Kiprah Pemuda Indonesia
Kiprah pemuda Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan perkembangan sejarah Indonesia. Semua perkembangan sejarah Indonesia hampir selalu dimulai dari kiprah pemuda. Berdirinya Budi Utomo tidak terlepas dengan keinginan para pemuda pada saat itu untuk keluar dari belenggu penjajahan. Budi Utomo ini dapat dikatakan sebagai cikal bakal lahirnya Sumpah Pemuda. Demikian juga pada masa perjuangan melawan penjajah kirpah pemuda sangat terasa. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan pemuda dalam memanggul senjata dengan membentuk Tentara Pelajar Indonesia. Selanjutnya kiprah pemuda semakin nyata dalam perjalanan mengisi kemerdekaan. Jatuhnya orde lama dan orde baru tentunya tidak terlepas dari peran pemuda secara keseluruhan dan mahasiswa secara khususnya.
Kiprah pemuda Indonesia ternyata tidak hanya di sektor politik dan di dalam negeri, akan tetapi juga merambah sektor-sektor lainnya. Berbagai prestasi gemilang baik itu dalam olah raga, seni, maupun akademik sudah dibuktikan oleh pemuda Indonesia. Di bidang olah raga siapa tidak Rudy Hartono, Liem Swie King sampai Taufik Hidayat. Demikian juga dari Elly Pical dan Chist John. Mereka tidak hanya dikenal di dalam negeri tetapi sudah merambah ke negara-negara lainnya. Di bidang seni siapa tidak mengenal Ruth Sahanaya sampai Gita Gutawa yang mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Yang paling membanggakan juga ternyata intelektual muda Indonesiapun tidak ketinggalan dalam mengharumkan nama Indonesia. Sudah banyak medali dan penghargaan lain yang diraih intelektual muda Indonesia pada kancah Olimpiade Akademik seperti Olimpiade Fisika, Kimia, Asstronomi, dan Matematika. Kiprah para pemuda ini di kancah dunia tentulah membanggakan nama Indonesia ditengah keterpurukan negeri ini akibat korupsi dan kesalahan urus lainnya. Tinggallah bagaimana negara ini dapat menjaga aset berharga bangsa ini agar disaat nanti dapat menjadi contoh bagi pemuda-pemuda lainnya dari generasi berikutnya untuk berprestasi minimal sama atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan pendahulunya. Inilah salah satu tugas dari Menegpora.
PEMUDA DALAM PERJUANGAN